Mengunjungi sejumlah lokasi wisata yang memukau di Kota Bandung tidak lengkap rasanya jika belum singgah dan mencicipi makanan di tempat kuliner legendaris.
Kota Bandung memiliki beragam destinasi kuliner yang terkenal hingga ke seluruh nusantara. Karena sangat banyaknya kuliner yang ada, tak cukup rasanya hitungan waktu setahun dapat menikmati semuanya.
Satu di antara kuliner yang wajib di cicipi adalah Roemah Nenek, yang berlokasi di Jalan Taman Cibeunying Selatan No.47, Cihapit, Kota Bandung.
Tempatnya yang tepat di pinggir jalan ini menjadikan Roemah Nenek sebagai tempat makan dan nongkrong yang strategis.
Roemah nenek merupakan sebuah resto yang mengusung bangunan bergaya Belanda art deco. Memiliki pekarangan yang luas dan bangunan yang masih terlihat terawat baik serta ditumbuhi pepohonan rindang di sekitarnya.
Roemah Nenek memiliki banyak ruang makan yang didesain dengan berbagai pilihan tempat duduk yang berbeda. Sehingga pengunjung bisa memilih tempat makan yang sesuai keinginan.
Di sini, pengunjung bisa memilih tempat duduk di bagian teras, di areal pekarangan, dan bagian dalam restonya.
Berbagai dekorasi dan ornamen tempo dulu menghiasi, mulai dari pintu, jendela, kursi, meja, gorden maupun taplak meja, sehingga menambah kesan kuno pada restoran ini.
Pada bagian teras Roemah Nenek, pengunjung akan menjumpai beberapa tempat duduk berupa sofa yang sangat empuk.
Tempat duduk ini dirasakan pas sebagai ajang kumpul bareng bersama keluarga dan teman.
Masuk ke dalam ruangan utamanya, pengunjung akan melihat sebuah ruangan yang mirip ruang tamu.
Ruangan tersebut terdapat kursi sofa panjang yang mengelilingi sebuah meja pada bagian tengahnya.
Selain itu, terdapat pula lemari yang menyimpan barang-barang antik, dan di sampingnya juga terdapat meja makan dengan ukuran cukup besar.
Di ruangan ini juga ada meja kasir dan beberepa bagian jendela yang menghadap ke areal pekarangan.
Meski duduk di dalam, pengunjung masih cukup leluasa menikmati indahnya bagian taman.
Lanjut ke bagian samping ruangan utamanya, terdapat ruangan etalase yang menyerupai sebuah factory outlet di Bandung.
Ruangan ini dijual aneka perlengkapan fesyen seperti baju, spengunjungl, tas, dan berbagai asesoris wanita.
pengunjung yang kaum Hawa bisa menyempatkan diri untuk berbelanja di ruangan ini.
Ruangan etalase ini tidak menjadi bagian dari Roemah Nenek karena pemiliknya beda.
Beralih ke ruangan lain, pengunjung akan menjumpai ruangan yang cukup unik dengan suasana nyaman.
Ruangan ini memiliki warna merah yang mencolok pada bagian dindingnya.
Serta memiliki dekorasi berupa pajangan barang-barang antik.
Barang antik tersebut di antaranya alat hitung jadul, telepon jadul (zaman dulu, pemutar musik gramafon dan lainnya.
Karena kental dengan suasana jadul, ruangan ini menjadi favorit pengunjung yang datang ke sini.
Selain itu, Roemah Nenek juga memiliki daya tarik lainnya, yakni memiliki kawasan sejuk yang ditumbuhi banyak pepohonan.
Ada juga penjual tanaman hias di sepanjang Jalan Cibeunying sehingga terasa suasana alami dan sejuk di daerah ini.
Saat ini Rumah Nenek tidak hanya populer bagi warga Bandung dan sekitarnya namun cukup populer oleh wisatawan luar kota yang liburan di Bandung.
Roemah Makan Nenek menyediakan berbagai jenis makanan yang lengkap, mulai dari makanan khas Sunda, khas Nusantara, hingga western food.
Untuk menu khas Sunda dan Nusantara di antaranya nasi pepes bakar, nasi timbel, dan nasi bakar merah, soto bandung, dan gado-gado.
Untuk menu western food, tersedia berbagai macam steak dan pizza crunchy.
Nah, untuk menu pizza crunchy, hidangan ini memiliki tampilan pizza yang tipis dengan chilidish saus homemade.
Roemah Nenek turut menyediakan berbagai macam minuman di antaranya jahe rempah khas rumah nenek yang terdiri dari daun ppengunjung, serai, cengkeh dan gula merah serta beberapa aneka jus, aneka minuman cokelat, dan lemon tea.
Selain tempatnya yang asyik dan makanannya yang enak, Roemah Nenek menyediakan fasilitas berupa Wifi sehingga pengunjung bisa menikmati hidangan sambil browsing sepuasnya.
Selain itu, Roemah Nenek juga menyediakan fasilitas live music.
Live music tersebut membawakan musik akustik era 1980an hingga 1990-an, jazz, The Beatle, Koes Plus, dan Rock and roll 70an.
Manajer Roemah Nenek, Sanny Argentini, mengatakan resto dan cafe ini dirintis pada Juli 2004.
Sanny menambahkan alasan pemberian nama tempat didasarkan dari rumah nenek yang bernama Wahyuni Sapari (Ageung).
“Saat itu Ageung memiliki rumah yang cukup luas 400 meter persegi namun pada 1984 beliau pindah ke belakang rumah ini dan disewakan untuk kantor hingga 2002,” ujarnya kepada Tribun Jabar, Selasa (1/7/2017).
Lalu pada 2004 akhirnya rumah ini disulap menjadi resto dan kafe dengan konsep tempo dulu.
Beberapa furniture dan ornamen lainnya, diambil langsung dari Rumah Nenek Ageung.
Menurut Sanny, Roemah Nenek mampu menciptakan suasana yang santai sehingga pengunjung yang datang tidak canggung.