KOTABANDUNG.ID – Tidak banyak yang mengetahui bahwa wilayah Bandung pernah berada di bawah permukaan laut. Namun sejumlah bukti geologi mengungkapkan bahwa bandung dulunya lautan, dan jejaknya masih dapat ditemukan hingga hari ini.
Kabupaten Bandung Barat yang kini dikenal sebagai kawasan perbukitan dengan panorama indah ternyata menyimpan sejarah geologi yang panjang. Di balik deretan tebing dan bukit kapur di Padalarang, tersembunyi rekam jejak bahwa daerah ini dulunya merupakan dasar perairan laut dangkal.
Formasi batuan gamping, karst, hingga temuan fosil laut menjadi indikator kuat bahwa ribuan hingga jutaan tahun silam, kawasan Bandung Raya berada di bawah genangan air laut. Kawasan Rajamandala menjadi salah satu lokasi paling jelas yang menunjukkan fakta tersebut. Di sana, struktur karst dan susunan batuan kapur menyimpan kisah bahwa ikan, moluska, dan berbagai biota laut pernah hidup bebas di wilayah ini.
Jejak masa ketika Bandung masih terendam air dapat dilihat langsung melalui beragam fosil yang kini tersimpan di Museum Geologi Bandung. Bukti-bukti ini memperlihatkan bagaimana perubahan bumi berlangsung secara nyata dari masa ke masa.
Baca juga: Museum Sri Baduga: Koleksi Sejarah, Budaya Sunda, dan Wisata Edukatif di Bandung
Bukit Karst Rajamandala: Bukti Kuat Bandung Dulunya Lautan
Mengutip informasi dari esdm.go.id, jutaan tahun lalu wilayah Bandung berada dalam kondisi sebagai lautan dangkal. Hal ini terlihat dari deretan tebing karst di Kabupaten Bandung Barat yang merupakan endapan dasar laut purba.

Jenis batuan yang mendominasi area Cipatat, Citatah, hingga Padalarang terdiri dari kapur berwarna putih yang terbentuk dari proses sedimentasi organisme laut. Struktur karst yang berdiri kokoh saat ini menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya tertutup air dengan kehidupan laut yang melimpah.
Transformasi dari dasar laut menjadi daratan baru mulai terjadi pada masa Miosen Tengah, kurang lebih 25 juta tahun lalu. Pada masa tersebut, aktivitas tektonik menyebabkan lapisan bumi bergeser, melipat, dan terangkat hingga membentuk daratan baru yang kita kenal sekarang.
Terbentuknya Cekungan Bandung Setelah Aktivitas Vulkanik
Setelah terjadi aktivitas geologi besar-besaran, deretan perbukitan di sekitar Bandung mulai aktif. Salah satu gunung purba bahkan tercatat memiliki ketinggian mencapai 4.000 meter di atas permukaan laut.

Letusan besar gunung tersebut kemudian menghasilkan sebuah cekungan luas yang dikenal sebagai Cekungan Bandung. Dari proses ini pula tercipta aliran Sungai Citarum yang menjadi awal mula perkembangan kawasan Bandung sebagai tempat permukiman dan pusat perkotaan.
Pada masa itu, air laut perlahan menyusut, meninggalkan berbagai sisa kehidupan laut berupa fosil yang kini dapat ditemukan di sejumlah titik di Bandung Raya.
Jejak Terumbu Karang sebagai Bukti Bandung Dulunya Lautan
Dalam catatan jgsm.geologi.esdm.go.id, wilayah Bandung Barat menyisakan banyak struktur terumbu karang setelah perairannya mengering. Terumbu karang tersebut pada masa purba menjadi tempat hidup berbagai jenis ikan dan organisme laut lainnya, yang menjaga keseimbangan ekosistem perairan.

Namun, pertumbuhan terumbu karang di Formasi Rajamandala terhenti akibat proses pengendapan material gunung api yang sangat masif. Endapan tersebut menutupi dan menghentikan perkembangan terumbu sehingga yang tersisa hingga kini hanya bagian karst yang keras.
Di kawasan Citatah, khususnya di Stone Garden Padalarang, batuan karst yang menjulang dengan bentuk runcing dan berongga menjadi bukti nyata bahwa area tersebut merupakan dasar laut purba. Formasi bebatuan ini pertama kali dijelaskan oleh peneliti Cekungan Bandung dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2000, yang mengungkap bahwa kawasan tersebut dulunya adalah dasar laut yang airnya secara bertahap surut.
Baca juga: Pengalaman Merasakan Augmented Reality Hingga 4D di Museum Gedung Sate Bandung
Melihat Fosil Laut Bandung di Museum Geologi
Bagi yang ingin menyaksikan langsung peninggalan masa ketika bandung dulunya lautan, Museum Geologi di Jalan Diponegoro No.57, Kota Bandung, menjadi tujuan yang tepat.
Di museum ini tersimpan berbagai fosil hewan laut seperti kerang raksasa, siput, moluska kecil, hingga aneka cangkang berukuran sedang. Koleksi tersebut menegaskan bahwa dataran tinggi Bandung pada masa lampau adalah kawasan pesisir dan perairan dangkal yang menjadi habitat jutaan organisme laut.
Fosil-fosil tersebut menjadi bukti kuat perjalanan panjang geologi Bandung, dari wilayah laut dangkal hingga menjadi daerah pegunungan yang saat ini kita kenal.
(ifan/kotabandung.id)










