Seluruh ASN Kota Bandung secara berjamaah melaksanakan Sholat Istisqa di Plaza Balai Kota Bandung, pada Senin 9 Oktober 2023 pukul 10.30-11.25 pagi WIB.
Sebelum sholat di gelar, Pengurus MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kota Bandung – Asep Ismail, menjelaskan tentang tata cara Sholat Istisqa.
“Untuk mengingatkan kembali kepada kita karena Sholat Istisqa ini jarang dilaksanakan. Tata caranya dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad saw, ditulis dalam kitab sahih Abu Dawud,” ujar Asep.
Ia pun menghimbau agar sebelum melakukan Sholat Istisqa, para jamaah untuk memperbanyak istigfar, sedekah, dan merekatkan persatuan serta kesatuan.
“Kita memohon ampun kepada Allah niscaya Allah akan turunkan hujan yang lebat kepada kita. Proses Sholat Istisqa pun telah dicontohkan oleh Rasulullah, tanpa azan dan ikamah,” jelasnya.
Di tengah-tengah waktu berdoa setelah Sholat Istisqa, langit pun menjadi mendung. Angin berhembus semilir.
Sementara itu, seusai sholat, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, digelarnya sholat berjamaah ini merupakan ikhtiar ASN Kota Bandung sebagai manusia untuk bermunajat kepada Allah di musim kemarau yang panjang.
“Kita memohon ampunan apabila selama ini kita selalu melakukan kesalahan. Sambil kita juga berupaya di musim kemarau yang sangat panjang ini, banyak sekali penderitaan. Air semakin sulit padahal itu merupakan hal yang penting bagi keberlangsungan hidup,” ungkap Ema.
Ia menyampaikan, bahwa Sholat Istisqa dipimpin dari Kementerian Agama Kota Bandung, sedangkan khatib dipimpin langsung oleh Ketua MUI Kota Bandung.
“Kita juga banyak diingatkan supaya kehidupan kita ke depannya bisa lebih baik. Kita di pemerintah harus lebih banyak memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat,” tuturnya.
Ema menambahkan, bahwa Sholat Istisqa bukan sholat yang bisa dilakukan secara rutin, tapi ini ada kekhususan waktunya. Setelah berkonsultasi dengan para tokoh agama Islam, baru hari ini ASN di Balai Kota Bandung bisa melaksanakan sesuai dengan arahan para ahli. Ia berharap Sholat Istisqa juga bisa dilakukan di tingkat kewilayahan.
Menanggapi masalah kekeringan, Ema mengaku jika kekeringan yang terjadi di Kota Bandung ini tidak terjadi seperti di kota lain. Namun, masalah air baku saat ini memang sangat terbatas.
“Air hujan menjadi salah satu sumber utama air baku kita. Untuk memenuhi kebutuhan air, sudah kita upayakan dari PDAM. Kalau di daerah yang sudah rawan, itu sudah disuplai oleh PDAM dengan tangki-tangki air. Itu dibagikan secara proporsional,” paparnya.
Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada dengan potensi bencana lainnya di musim kemarau, seperti kebakaran.
“Seperti yang terjadi hari ini di Pasar Kosambi. Tapi sudah bisa diatasi oleh Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB). Mudah-mudahan ini tidak terjadi kembali. Masyarakat juga harus meningkatkan kewaspadaan,” tambahnya.