KUTAWARINGIN, KOTABANDUNG.ID – Di pelosok Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung terdapat sebuah sentra produksi tusuk sate yang sudah beroperasi puluhan tahun.
Terletak tidak jauh dari Stadion si Jalak Harupat, terdapat Kampung Randukurung Desa Kutawaringin, Kecamatan Kutawaringin, salah satu kampung yang masih aktif memproduksi tusuk sate tersebut.
Sebagian besar masyarakat di kampung tersebut khususnya perempuan memproduksi ribuan tusuk sate setiap harinya. Tidak heran, jika melintasi kampung tersebut banyak tusuk sate yang dijemur di pinggir jalan, atau tampak ibu-ibu duduk di teras rumah sambil membelah bambu menjadi ukuran lebih kecil.
Seperti yang dilakukan oleh Karmini, seorang ibu yang berusia 63 tahun tersebut tengah santai sambil membelah bambu gombong menggunakan golok.
Dengan terampilnya, Karmini mengiris-iris bambu sepanjang jengkal tangan. Setelah mendapatkan ukuran yang sesuai, bambu-bambu tersebut dikumpulkan.
Selesai mengiris, dia meraut bagian ujungnya sampai runcing lantas membawanya ke halaman rumah untuk dijemur.
“Kalau tidak dijemur, nanti bisa berjamur,” ucap Karmini sambil kembali memegang pisau untuk melanjutkan pekerjaannya membelah bambu menjadi ukuran kecil.
Rukmini merupakan salah seorang warga Kampung Randukurung yang setiap harinya membuat tusuk sate. Pekerjaan yang dilakukan secara turun temurun oleh sebagian besar warga kampung tersebut.
Warga bahkan sudah tidak mengingat lagi berapa lama penduduk di kawasan tersebut mulai memproduksi tusuk sate. Rukmini sendiir sudah puluhan tahun melakoni pekerjaannya tersebut, sehingga tangannya sangat terampil baik saat memotong bambu, membelah sampai merautnya.
Seingat mereka sejak 1950 warga sudah membuat tusuk sate, Otob menjadi salah satu tokoh yang dikenal sebagai pembuat tusuk sate di era awal.